Menurut para ahli selelah Bumi terbentuk kaadaan bumi masih belum stabil. Kulit Bumi masih sangat panas sehingga tidak dapat ditempati. Menurut sejarah perkembangan Bumi, para ahli membagi ke dalam empat zaman berdasarkan penelitian geologi bumi. Benkut ini merupakan sejarah pembentukan Bumi dan kehidupan di dalamnya.
Ciri-ciri zaman Arkaikum sebagai berikut.
a. Belum ada kehidupan.
b. Bumi masih berupa bola gas yang sangat panas.
c. Berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun yang lalu.
Ciri-ciri zaman Palaeozoikum sebagai berikut.
a. Sudah mulai terdapat kehidupan berupa mikroorganisme.
b. Keadaan bumi masih belum stabil.
c. Iklim masih berubah-ubah.
d. Curah hujan sangat besar.
e. Berlangsung sekitar 340 juta tahun.
Pada zaman itu parkembangan reptil mencapai puncaknya. terutama dinosaurus. Mesozoikum ditandai dangan aktivttas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua sacara perlahan mangalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi seperti keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya. Iklim hangat yang terjadi sepanjang periode juga memagang peranan penting bagi evolusi dan diverifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk.
Ciri-ciri zaman Mesozoikum sebagai berikut.
a. Terdapat banyak hawan reptil seperti dinosaurus.
b. Iklim bumi mulai hangat.
c. Merupakan dasar dari kehidupan modern.
d. Berlangsung sekitar 150 juta tahun.
a. Zaman Tersier (Zaman Ketiga)
1. Zaman Arkaikum
Arkaikum adalah zaman tertua yang berumur ±2.500 juta tahun. Pada zaman ini keadaan Bumi belum stabil akibat dari tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan dari luar bumi (eksogen) yang sangat ekstrim. Pada saat itu kulit bumi masih panas sekali, yaitu masih dalam proses pembentukan. Dengan keadaan seperti itu, di Bumi belum ada kehidupan.Ciri-ciri zaman Arkaikum sebagai berikut.
a. Belum ada kehidupan.
b. Bumi masih berupa bola gas yang sangat panas.
c. Berlangsung kurang lebih 2.500 juta tahun yang lalu.
2. Zaman Palaeozoikum (Zaman Primer)
Zaman Palaeozoikum berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan, yaitu binatang-binaiang terkecil (mikroorganisme), binatang yang tidak mempunyai tulang punggung sampai beberapa jenis ikan, amphibi dan reptil.Ciri-ciri zaman Palaeozoikum sebagai berikut.
a. Sudah mulai terdapat kehidupan berupa mikroorganisme.
b. Keadaan bumi masih belum stabil.
c. Iklim masih berubah-ubah.
d. Curah hujan sangat besar.
e. Berlangsung sekitar 340 juta tahun.
3. Zaman Mesozoikum (Zaman Sekunder)
Zaman Mesozoikum disebut juga zaman Sekunder (zaman Kedua) Zaman Mesozoikum berlangsung ±140 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini. kehidupan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kehidupan pada zaman Mesozoikum ini dapat dibagi menjadi zaman Tiras (masa ini terdapat kehidupan ikan, amphibi, dan reptil Jura, masa ini terdapat reptil dan sebangsa katak) dan Calcium (masa ini terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga).Pada zaman itu parkembangan reptil mencapai puncaknya. terutama dinosaurus. Mesozoikum ditandai dangan aktivttas tektonik, iklim, dan evolusi. Benua-benua sacara perlahan mangalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi seperti keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya. Iklim hangat yang terjadi sepanjang periode juga memagang peranan penting bagi evolusi dan diverifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk.
Ciri-ciri zaman Mesozoikum sebagai berikut.
a. Terdapat banyak hawan reptil seperti dinosaurus.
b. Iklim bumi mulai hangat.
c. Merupakan dasar dari kehidupan modern.
d. Berlangsung sekitar 150 juta tahun.
4. Zaman Neozoikum atau Zaman Kainozoikum
Zaman Neozoikum berumur ±60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini keadaan bumi sudah membaik. perubahan cuaca tidak begitu ekstrim dan kehidupan berkembang dengan pesat. Zaman ini dibedakan menjadi dua, yaitu zaman Tersier dan zaman Kuarter.a. Zaman Tersier (Zaman Ketiga)
Zaman Tersier dibagi menjadi beberapa kala, yaitu kala Paleosen, kala Eosen, kala Oligosen, kala Miosen, dan kala Pliosen. Pada zaman Tersier kehidupan dan jenis-jenis binatang raksasa mulai berkurang dan telah muncul binatang menyusui sejenis kera. Diperkirakan binatang menyusui sejenis kera tampak sejak kala Paleosen.
Pada kala Miosen diperkirakan telah muncul orang utan. Binatang tersebut diduga telah muncul di Afrika. Diperkirakan pada saat itu Benua Afrika masih bersatu dengah Jazirah Arab. Selanjutnya, orang utan menyebar ke Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Perubahan besar-besaran di bumi yang terjadi pada kala Miosen menyebabkan daerah Afrika berubah menjadi daerah sabana. Orang utan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam Afrika bermigrasi ke Asia Tenggara yang masih memiliki hutan lebat. Oleh karena itu, sampai sekarang kita masih melihat orang utan di pedalaman Kalimantan yang masih berhutan lebat.
Pada kala Paleosen diduga telah hidup binatang yang lebih besar daripada gorila. Binatang tersebut disebut Giganthropus, artinya kera manusia raksasa. Binatang tersebut diduga hidup di kaki Pegunungan Himalaya dan di dekat Simla (India Utara). Binatang ini diduga hidup berkelompok, tetapi tidak jelas mengapa bisa punah.
Pada kala Paleosen juga hidup makhluk yang disebut Australopithecus artinya manusia kera dari selatan. Ada puluhan fosil Australopithecus yang telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur.
b. Zaman Kuarter
Zaman Kuarter diduga berusia 600 ribu tahun yang lalu. Pada era Kuarter muncul dan berkembang tanda-tanda kehidupan dari manusia Praaksara. Era Kuarter dibedakan lagi menjadi dua kala, yaitu kala Pleistosen dan kala Holosen.
1) Kala Pleistosen atau Zaman Diluvium
Kala Pleistosen berlangsung 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini disebut sebagai zaman Es (Glasial). Zaman Glasial ditandai dengan mulai mencairya salju yang bertumpuk di kutub utara. Hal itu disebabkan adanya pemanasan global.
Pada kala Pleistosen binatang berbulu tebal saja yang mampu bertahan hidup. Salah satunya adalah mamut (gajah berbulu tebal). Adapun binatang yang berbulu tipis bermigrasi ke daerah tropis yang berudara panas.
Selain binatang yang berbulu tipis, pada saat yang sama yang diduga mengalami migrasi adalah manusia Praaksara. Mereka juga berpindah dari Asia ke Indonesia Teori ini dibuktikan dengan adanya penemuan fosil Sinanthropus pekinnensis (manusia dari Peking) yang sejenis dengan Pithecanthropus erectus dan Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Di kala ini juga hidup manusia purba berjenis Meganthropus palaeojavanicus. Selain itu, banyak pula ditemukan peralatan manusia praaksara dari kebudayaan Pacitan di Cina, Burma, dan Malaysia.
2) Kala Holosen atau zaman Alluvium
Kala Holosen dimulai 20.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini mulai muncul spesies Homo sapiens atau manusia cerdas. Spesies ini merupakan nenek moyang dari manusia modem. Sejak saat itu kebudayaan sebagai hasil ciptaan manusia mengalami perkembangan pesat.
Homo berarti manusia. Manusia purba ini memiliki ciri yang lebih sempurna dibandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithmcairthropus erectus. Fosil manusia purba jenis ini adalah paling muda dibandingkan dengan fosil manusia purba lainnya. Ciri-ciri manusia purba jenis Homo sebagai berikut.
a) Volume tengkorak berkisar 1.000-2.000 cc.
b) Badannya lebih tinggi, yaitu berkisar 130-210 cm dan berat badannya berkisar 30-150 kg.
c) Otaknya lebih berkembang.
d) Alat pengunyah sudah menyusut, gigi mengecil, rahang serta otot kunyah dan muka tidak begitu menonjol lagi ke depan.
e) Mempunyai ciri ras Mongoloid dan Austromelanesoid.
Pada kala Miosen diperkirakan telah muncul orang utan. Binatang tersebut diduga telah muncul di Afrika. Diperkirakan pada saat itu Benua Afrika masih bersatu dengah Jazirah Arab. Selanjutnya, orang utan menyebar ke Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Perubahan besar-besaran di bumi yang terjadi pada kala Miosen menyebabkan daerah Afrika berubah menjadi daerah sabana. Orang utan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam Afrika bermigrasi ke Asia Tenggara yang masih memiliki hutan lebat. Oleh karena itu, sampai sekarang kita masih melihat orang utan di pedalaman Kalimantan yang masih berhutan lebat.
Pada kala Paleosen diduga telah hidup binatang yang lebih besar daripada gorila. Binatang tersebut disebut Giganthropus, artinya kera manusia raksasa. Binatang tersebut diduga hidup di kaki Pegunungan Himalaya dan di dekat Simla (India Utara). Binatang ini diduga hidup berkelompok, tetapi tidak jelas mengapa bisa punah.
Pada kala Paleosen juga hidup makhluk yang disebut Australopithecus artinya manusia kera dari selatan. Ada puluhan fosil Australopithecus yang telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur.
b. Zaman Kuarter
Zaman Kuarter diduga berusia 600 ribu tahun yang lalu. Pada era Kuarter muncul dan berkembang tanda-tanda kehidupan dari manusia Praaksara. Era Kuarter dibedakan lagi menjadi dua kala, yaitu kala Pleistosen dan kala Holosen.
1) Kala Pleistosen atau Zaman Diluvium
Kala Pleistosen berlangsung 600 ribu tahun yang lalu. Zaman ini disebut sebagai zaman Es (Glasial). Zaman Glasial ditandai dengan mulai mencairya salju yang bertumpuk di kutub utara. Hal itu disebabkan adanya pemanasan global.
Pada kala Pleistosen binatang berbulu tebal saja yang mampu bertahan hidup. Salah satunya adalah mamut (gajah berbulu tebal). Adapun binatang yang berbulu tipis bermigrasi ke daerah tropis yang berudara panas.
Selain binatang yang berbulu tipis, pada saat yang sama yang diduga mengalami migrasi adalah manusia Praaksara. Mereka juga berpindah dari Asia ke Indonesia Teori ini dibuktikan dengan adanya penemuan fosil Sinanthropus pekinnensis (manusia dari Peking) yang sejenis dengan Pithecanthropus erectus dan Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Di kala ini juga hidup manusia purba berjenis Meganthropus palaeojavanicus. Selain itu, banyak pula ditemukan peralatan manusia praaksara dari kebudayaan Pacitan di Cina, Burma, dan Malaysia.
2) Kala Holosen atau zaman Alluvium
Kala Holosen dimulai 20.000 tahun yang lalu. Pada zaman ini mulai muncul spesies Homo sapiens atau manusia cerdas. Spesies ini merupakan nenek moyang dari manusia modem. Sejak saat itu kebudayaan sebagai hasil ciptaan manusia mengalami perkembangan pesat.
Homo berarti manusia. Manusia purba ini memiliki ciri yang lebih sempurna dibandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithmcairthropus erectus. Fosil manusia purba jenis ini adalah paling muda dibandingkan dengan fosil manusia purba lainnya. Ciri-ciri manusia purba jenis Homo sebagai berikut.
a) Volume tengkorak berkisar 1.000-2.000 cc.
b) Badannya lebih tinggi, yaitu berkisar 130-210 cm dan berat badannya berkisar 30-150 kg.
c) Otaknya lebih berkembang.
d) Alat pengunyah sudah menyusut, gigi mengecil, rahang serta otot kunyah dan muka tidak begitu menonjol lagi ke depan.
e) Mempunyai ciri ras Mongoloid dan Austromelanesoid.