Terdapat berbagai macam saluran sebagal sarana yang dapat digunakan dalam mobilitas sosial yang ada. Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran ini disebut social circulation. Saluran yang terpenting dalam mobilitas sosial adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, sekolah, organisasi politik, ekonomi, dan keahlian.
1. Angkatan Bersenjata
Dalam sistem militerisme angkatan bersenjata memiliki peranan penting atau pada suatu Negara yang berada dalam keadaan perang. Suatu negara akan mengharap kemenangan dari suatu peperangan. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat. Karena jasanya pula ia akan meningkat ke kedudukan yang lebih tinggi.
2. Lembaga Keagamaan
Di negara-negara berkembang adakalanya saluran keagamaan digunakan sebagai saluran mobilitas sosial dengan menggunakan kedok agama sebagai kegiatan politik. Kondisi ini sangat efektif berlangsung di negara berkembang tetapi kurang efektif di negara-negara maju. Pada umumnya di negara-negara maju orang memilih pejabat baru untuk menduduki suatu status dalam masyarakat sama sekali tidak melihat latar belakang keagamaannya, melainkan lebih menekankan profesionalisme dari kemampuan bekerjanya. Sebagai akibat adanya lembaga keagamaan yang digunakan untuk saluran mobilitas sosial, muncullah tokoh-tokoh agama yang hanya menampilkan visualistik keagamaannya bukan menampilkan ketokohan dalam perilaku agamanya.
3. Lembaga Pendidikan
1. Angkatan Bersenjata
Dalam sistem militerisme angkatan bersenjata memiliki peranan penting atau pada suatu Negara yang berada dalam keadaan perang. Suatu negara akan mengharap kemenangan dari suatu peperangan. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat. Karena jasanya pula ia akan meningkat ke kedudukan yang lebih tinggi.
2. Lembaga Keagamaan
Di negara-negara berkembang adakalanya saluran keagamaan digunakan sebagai saluran mobilitas sosial dengan menggunakan kedok agama sebagai kegiatan politik. Kondisi ini sangat efektif berlangsung di negara berkembang tetapi kurang efektif di negara-negara maju. Pada umumnya di negara-negara maju orang memilih pejabat baru untuk menduduki suatu status dalam masyarakat sama sekali tidak melihat latar belakang keagamaannya, melainkan lebih menekankan profesionalisme dari kemampuan bekerjanya. Sebagai akibat adanya lembaga keagamaan yang digunakan untuk saluran mobilitas sosial, muncullah tokoh-tokoh agama yang hanya menampilkan visualistik keagamaannya bukan menampilkan ketokohan dalam perilaku agamanya.
3. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan merupakan saluran nyata dalam mobilitas sosial vertikal. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai sosial elevator bergerak dari yang paling rendah ke paling tinggL Karena melalui lembaga pendidikan seseorang dapat meningkatkan wawasan maupun kemampuan intelektualnya sehingga sangat logis untuk mengemban status yang lebih tinggi. Masyarakat sangat menghargai seseorang yang memiliki pendidikan tinggi karena dianggap memiliki kemampuan bekerja contohnya pegawai negeri dan dokter.
4. Organisasi Politik
Salah satu bentuk dari organisasi politik adalah partai politik. Seseorang yang menjadi anggota dalam partai tersebut akan berusaha memangkan partainya. Mereka yang menang mengalami mobilitas vertikal naik karena dapat menduduki kursi dl lembaga legislatif maupun eksekutif. Bahkan tak jarang kita temui para anggota partai yang gagal dan mengalami mobilitas vertikal turun sehingga mengalami kegoncangan jiwa.
5. Organisasi Ekonomi
Ekonomi yang terwujud dalam bentuk kekayaan menjadi sarana yang paling penting bagi seseorang untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik. Di negara-negara kapitalistik atau di negara-negara berkembang yang masyarakatnya materialistic, ekonomi, dan kekayaan merupakan salah satu faktor penentu pelapisan sosial. Pada umumnya mereka berpikiran bahwa kedudukan dalam masyarakat dapat dipilih dengan sejumlah uang atau materi sehingga melalui saluran-saluran ekonomi dan lembaga-lembaga ekonomi mereka mengejar status yang lebih tinggi.
6. Organisasi-Organisasi Keahlian
Organisasi-organisasi keahlian merupakan suatu wadah yang dapat menampung individu-individu dengan masing-masing keahliannya untuk diperkenalkan dalam masyarakat. Contohnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentu memiliki prestise yang berbeda bila dibandingkan seorang Dokter biasa.
7. Saluran-Saluran Lain
Kecuali saluran-saluran tersebut di atas upaya peningkatan status juga dapat dilakukan dengan melalui saluran-saluran lain. Misalnya, melalui saluran perkawinan. Dengan perkawinan mobilitas sosial vertikal naik atau turun dapat terjadi. Seseorang yang menikah dengan orang yang berasal dari lapisan sosial dibawahnya akan mengalami mobilitas sosial turun. Sebagai contoh jika ada gadis Bali yang menikah dengan pemuda yang berkasta lebih rendah darinya maka pernikahan tersebut dianggap sebagai pelanggaran norma kasta.
4. Organisasi Politik
Salah satu bentuk dari organisasi politik adalah partai politik. Seseorang yang menjadi anggota dalam partai tersebut akan berusaha memangkan partainya. Mereka yang menang mengalami mobilitas vertikal naik karena dapat menduduki kursi dl lembaga legislatif maupun eksekutif. Bahkan tak jarang kita temui para anggota partai yang gagal dan mengalami mobilitas vertikal turun sehingga mengalami kegoncangan jiwa.
5. Organisasi Ekonomi
Ekonomi yang terwujud dalam bentuk kekayaan menjadi sarana yang paling penting bagi seseorang untuk mencapai mobilitas sosial vertikal naik. Di negara-negara kapitalistik atau di negara-negara berkembang yang masyarakatnya materialistic, ekonomi, dan kekayaan merupakan salah satu faktor penentu pelapisan sosial. Pada umumnya mereka berpikiran bahwa kedudukan dalam masyarakat dapat dipilih dengan sejumlah uang atau materi sehingga melalui saluran-saluran ekonomi dan lembaga-lembaga ekonomi mereka mengejar status yang lebih tinggi.
6. Organisasi-Organisasi Keahlian
Organisasi-organisasi keahlian merupakan suatu wadah yang dapat menampung individu-individu dengan masing-masing keahliannya untuk diperkenalkan dalam masyarakat. Contohnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentu memiliki prestise yang berbeda bila dibandingkan seorang Dokter biasa.
7. Saluran-Saluran Lain
Kecuali saluran-saluran tersebut di atas upaya peningkatan status juga dapat dilakukan dengan melalui saluran-saluran lain. Misalnya, melalui saluran perkawinan. Dengan perkawinan mobilitas sosial vertikal naik atau turun dapat terjadi. Seseorang yang menikah dengan orang yang berasal dari lapisan sosial dibawahnya akan mengalami mobilitas sosial turun. Sebagai contoh jika ada gadis Bali yang menikah dengan pemuda yang berkasta lebih rendah darinya maka pernikahan tersebut dianggap sebagai pelanggaran norma kasta.