Pengertian Tata Surya - Saat malam hari, ketika anda keluar rumah dan memandang ke atas langit, pasti anda akan melihat ribuan bintang berkelap-kelip yang bertaburan. Bahkan, jika sedang beruntung, anda bisa melihat terang nya sang rembulan. Nah, bulan dan bintang merupakan bagian dari bukti nyata bahwa di dunia ini ada sebuah sistem yang sangat besar, yang populer dengan sebutan/istilah sistem tata surya.
Matahari merupakan inti dan sumber dari sistem tata surya yang memberikan suhu dan sinarnya sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, tata surya ini biasa disebut dengan Solar System (Sistem Tata Surya Matahari). Tata Surya Matahari merupakan salah satu sistem tata surya yang ada pada Galaksi Bima Sakti.
1. Teori Nebule (Teori Kabut) yang digagas oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796)
Teori ini menyatakan bahwa matahari beserta planetnya terbentuk dari kabut pijar yang berpilin. Kemudian pilinannya yang berupa kabut itu membentuk bulat seperti sebuah bola. Oleh karena itu, semakin kecil bulatannya maka akan semakin cepat perputarannya. Perputaran ini mengakibatkan bagian kutubnya merapat sementara bagian ekuatornya melebar.
Bahkan, sebagian masa kabut gas yang berpijar ini menjauh dari gumpalan inti dan membentuk gelang-gelang di sekililing bagian inti kabut pijar ini. Seiring dengan berjalnnya waktu, gelang-gelang tersebut mengalami penggumpalan pada salah satu sisinya. Inilah yang disebut dengan planet dan satelit-satelitnya. Sementara kabut gumpalan besar berpijar ini yang sering disebut dengan matahari.
Teori ini mendapat keyakinan kuat dari masyarakat selama kira-kira 100 tahun lamanya. Namun, sekarang teori ini mulai ditinggalkan dikarenakan banyak teori baru yang lebih memuaskan bermunculan dan teori Nebule tidak bisa menjawab atas permasalahan – permasalahan yang sering terjadi pada sistem tata surya kita.
Pengertian Tata Surya
Pengertian tata surya adalah kumpulan dari benda-benda langit yang tersusun dari sebuah bintang besar atau biasa disebut dengan matahari sebagai pusatnya dan semua benda-benda langit lainnya yang terikat oleh gaya gravitasinya. Ada banyak benda langit yang terikat oleh gaya gravitasi matahari diantaranya, adalah delapan buah planet yang memiliki lintasan orbit berbentuk elips, lima buah planet yang kerdil, 173 satelit alami yang telah ditemukan dan diberi nama, serta benda langit lainnya seperti komet, meteor, dan asteroid.Matahari merupakan inti dan sumber dari sistem tata surya yang memberikan suhu dan sinarnya sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, tata surya ini biasa disebut dengan Solar System (Sistem Tata Surya Matahari). Tata Surya Matahari merupakan salah satu sistem tata surya yang ada pada Galaksi Bima Sakti.
Teori Terbentuknya Tata Surya
Setelah mengetahui pengertian tata surya, pasti anda bertanya – tanya bagaimana sistem tata surya dapat terbentuk? Tidakkah sangat rumit? Dan kira-kira sudah ada sejak kapan sistem tata surya tersebut, apakah ratusan ribu tahun ataukah ratusan juta tahun yang lalu? Nah, untuk menjawab rasa penasaran Anda, berikut adalah beberapa teori tentang pembentukan tata surya menurut para ahli:1. Teori Nebule (Teori Kabut) yang digagas oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796)
Teori ini menyatakan bahwa matahari beserta planetnya terbentuk dari kabut pijar yang berpilin. Kemudian pilinannya yang berupa kabut itu membentuk bulat seperti sebuah bola. Oleh karena itu, semakin kecil bulatannya maka akan semakin cepat perputarannya. Perputaran ini mengakibatkan bagian kutubnya merapat sementara bagian ekuatornya melebar.
Bahkan, sebagian masa kabut gas yang berpijar ini menjauh dari gumpalan inti dan membentuk gelang-gelang di sekililing bagian inti kabut pijar ini. Seiring dengan berjalnnya waktu, gelang-gelang tersebut mengalami penggumpalan pada salah satu sisinya. Inilah yang disebut dengan planet dan satelit-satelitnya. Sementara kabut gumpalan besar berpijar ini yang sering disebut dengan matahari.
Teori ini mendapat keyakinan kuat dari masyarakat selama kira-kira 100 tahun lamanya. Namun, sekarang teori ini mulai ditinggalkan dikarenakan banyak teori baru yang lebih memuaskan bermunculan dan teori Nebule tidak bisa menjawab atas permasalahan – permasalahan yang sering terjadi pada sistem tata surya kita.
2. Teori Planetesimal yang digagas oleh Ahli Geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Seorang Astronom Forest R. Moulton (1872-1952)
Teori ini mengungkapkan bahwa tata surya ini terbentuk dari adanya bintang – bintang yang lewat sangat dekat dengan matahari pada saat awal pembentukan matahari. Hasil dari kedekatan ini mengakibatkan adanya tonjolan pada permukaan matahari. Selain itu, efek gravitasi yang dimiliki oleh bintang-bintang ini menyebabkan terbentuknya dua lengan berbentuk spiral yang memanjang pada matahari.
Sementara itu, ada beberapa materi yang sudah terserap ke inti matahari namun, ada pula yang tetap ditempat memadat dan mendingin. Terdapat dua ukuran pada objek-objek ini yaitu ukuran yang kecil biasa disebut dengan planetisimal dan yang besar disebut dengan protoplanet. Objek – objek tersebut saling bertabrakan seiring berjalannya waktu sehingga, akan membentuk bulan dan planet. Sementara itu, sisa materi akan membentuk komet, meteor, dan asteroid.
3. Teori Pasang Surut yang digagas oleh Dua Orang yang Berasal dari Inggris yaitu Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891)
Teori ini menyatakan bahwa planet terbentuk dikarenakan adanya bintang lain yang mendekat kepada matahari. Hal ini menyebebkan bintang lain dan matahari akan saling bertabrakan. Keadaan ini mengakibatkan sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tertarik oleh gaya pasang surut mereka dan kemudian terkondensasi membentuk planet.
Gaya tarik bintang yang sangat besar pada permukaan matahari menyebabkan pasang surut seperti pasang surutnya air laut akibat gaya tarik bulan. Jadi bintang dan bulan saling bertarikan. Lalu sebagian masa matahari membentuk cerutu gumpalan gas putus-putus di sekitarnya dengan ukuran yang berbeda. Gumpalan ini membentuk planet.
Teori ini menjelaskan mengapa ukuran planet berbeda. Planet di bagian tengah seperti Yupiter, Uranus, dan Saturnus memiliki ukuran besar sementara planet yang terletak di ujung berukuran kecil. Teori ini kemudian dibantah oleh astronom Harrold Jeffreys (1929) yang mengungkapkan bahwa tabrakan yang seperti itu tidak mungkin terjadi. Astronom Henry Norris Rusell juga menyatakan keberatan atas teori ini.
4. Teori Debu dan Awan yang Digagas Oleh Carl Von Weizsaeker Pada Tahun 1940 dan Disempurnakan Oleh Gerard P Kuiper (1950)
Teori ini menyatakan bahwa asal mula tata surya yakni terbentuk dari gumpalan awan yang berasal dari gas dan debu. Kemudian gumpalan-gumpalan awan tersebut mengalami pemampatan dikarenakan partikel-partikel debu tertarik menuju bagian pusat awan lalu membentuk gumpalan bola yang kemudian berpilin membentuk cakram. Bentuk cakram ini memiliki bagian tebal di tengah dan bagian tipis di tepinya.
Selanjutnya bagian tengah cakram mulai saling menekan sehingga akan menimbulkan panas yang berpijar. Inilah yang disebut dengan matahari. Sementara itu, bagian tepi-tepinya mengalami perpecahan dikarenakan perputaran partikelnya yang sangat cepat. Pecahan-pecahan ini membentuk gumpalan yang berpilin kemudian membeku hingga akhirnya membentuk planet.
5. Teori Bintang Kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001)
Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari dua bintang yang ukurannya hamper sama persis. Kedua bintang ini kemudian berdekatan karena dipengaruhi oleh gaya gravitasinya. Saat berdekatan, salah satu bintang meledak dan menjadi serpihan-serpihan kecil . Kemudian serpihan kecil ini terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian tata surya dan teori pembentukannya. Semoga ulasan yang kami bagikan di atas, dapat membantu anda untuk lebih memahami tentang pengertian tata surya, khususnya Solar System yang kita tinggali sekarang.
Teori ini mengungkapkan bahwa tata surya ini terbentuk dari adanya bintang – bintang yang lewat sangat dekat dengan matahari pada saat awal pembentukan matahari. Hasil dari kedekatan ini mengakibatkan adanya tonjolan pada permukaan matahari. Selain itu, efek gravitasi yang dimiliki oleh bintang-bintang ini menyebabkan terbentuknya dua lengan berbentuk spiral yang memanjang pada matahari.
Sementara itu, ada beberapa materi yang sudah terserap ke inti matahari namun, ada pula yang tetap ditempat memadat dan mendingin. Terdapat dua ukuran pada objek-objek ini yaitu ukuran yang kecil biasa disebut dengan planetisimal dan yang besar disebut dengan protoplanet. Objek – objek tersebut saling bertabrakan seiring berjalannya waktu sehingga, akan membentuk bulan dan planet. Sementara itu, sisa materi akan membentuk komet, meteor, dan asteroid.
3. Teori Pasang Surut yang digagas oleh Dua Orang yang Berasal dari Inggris yaitu Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891)
Teori ini menyatakan bahwa planet terbentuk dikarenakan adanya bintang lain yang mendekat kepada matahari. Hal ini menyebebkan bintang lain dan matahari akan saling bertabrakan. Keadaan ini mengakibatkan sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tertarik oleh gaya pasang surut mereka dan kemudian terkondensasi membentuk planet.
Gaya tarik bintang yang sangat besar pada permukaan matahari menyebabkan pasang surut seperti pasang surutnya air laut akibat gaya tarik bulan. Jadi bintang dan bulan saling bertarikan. Lalu sebagian masa matahari membentuk cerutu gumpalan gas putus-putus di sekitarnya dengan ukuran yang berbeda. Gumpalan ini membentuk planet.
Teori ini menjelaskan mengapa ukuran planet berbeda. Planet di bagian tengah seperti Yupiter, Uranus, dan Saturnus memiliki ukuran besar sementara planet yang terletak di ujung berukuran kecil. Teori ini kemudian dibantah oleh astronom Harrold Jeffreys (1929) yang mengungkapkan bahwa tabrakan yang seperti itu tidak mungkin terjadi. Astronom Henry Norris Rusell juga menyatakan keberatan atas teori ini.
4. Teori Debu dan Awan yang Digagas Oleh Carl Von Weizsaeker Pada Tahun 1940 dan Disempurnakan Oleh Gerard P Kuiper (1950)
Teori ini menyatakan bahwa asal mula tata surya yakni terbentuk dari gumpalan awan yang berasal dari gas dan debu. Kemudian gumpalan-gumpalan awan tersebut mengalami pemampatan dikarenakan partikel-partikel debu tertarik menuju bagian pusat awan lalu membentuk gumpalan bola yang kemudian berpilin membentuk cakram. Bentuk cakram ini memiliki bagian tebal di tengah dan bagian tipis di tepinya.
Selanjutnya bagian tengah cakram mulai saling menekan sehingga akan menimbulkan panas yang berpijar. Inilah yang disebut dengan matahari. Sementara itu, bagian tepi-tepinya mengalami perpecahan dikarenakan perputaran partikelnya yang sangat cepat. Pecahan-pecahan ini membentuk gumpalan yang berpilin kemudian membeku hingga akhirnya membentuk planet.
5. Teori Bintang Kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001)
Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari dua bintang yang ukurannya hamper sama persis. Kedua bintang ini kemudian berdekatan karena dipengaruhi oleh gaya gravitasinya. Saat berdekatan, salah satu bintang meledak dan menjadi serpihan-serpihan kecil . Kemudian serpihan kecil ini terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yang tidak meledak.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian tata surya dan teori pembentukannya. Semoga ulasan yang kami bagikan di atas, dapat membantu anda untuk lebih memahami tentang pengertian tata surya, khususnya Solar System yang kita tinggali sekarang.